Wednesday, October 5, 2016

Kini Anak SD Sudah Menarche, Ajarkan Pendidikan Seksual pada Anak Sejak Dini

Anak SD sudah Menarche, Ajarkan Pendidikan Seksual pada Anak Sejak Dini
Prof. Ali Khomsan, Pakar Gizi IPB
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan usia menarche (mulai mengalami menstruasi pertama) pada remaja putri. Data Riskesdas menunjukkan bahwa rata-rata remaja putri Indonesia mengalami menarche pada usia 13 tahun. Namun hasil penelitian Dyan Fajar Christianti dan Ali Khomsan dari Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) menunjukkan bahwa remaja putri di Kota dan Kabupaten Bogor mengalami menarche rata-rata di usia 10,6 tahun.

Secara umum status gizi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya menstruasi. Penumpukan lemak pada anak-anak memberikan kontribusi penting dalam menache pada remaja SD dan SMP. Kesejahteraan membawa risiko berupa asupan gizi yang lebih baik atau termasuk kondisi gizi lebih. Sehingga memberikan dampak fisiologis dengan datangnya haid lebih awal. 

“Penting sekali untuk diperhatikan bagaimana kesiapan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan untuk menyiapkan anak-anak yang haid lebih awal. Tujuannya agar anak-anak ini bisa memahami perubahan yang terjadi pada tubuhnya sehingga bisa menjaga dirinya dengan baik sampai mereka dewasa, baik dewasa secara mental maupun fisiologis. Anak-anak yang datang haidnya lebih awal, mengalami kematangan seksual lebih dini tapi kematangan psikososialnya mungkin belum mencapai yang seharusnya. Peran orang tua sangat penting untuk memberikan pendidikan seksual kepada anaknya agar mereka bisa menjaga dirinya dengan baik,” ujar Prof. Khomsan di Media Center Kampus IPB Darmaga (5/10). 
Anak SD sudah Menarche, Ajarkan Pendidikan Seksual pada Anak Sejak Dini
Prof. Khomsan dan Dyan saat jumpa media 
Di dalam dunia pendidikan, penting juga anak-anak memperoleh informasi yang tepat dan akurat dari guru-gurunya sehingga saat mengalami kematangan seksual secara alamiah, anak sudah aware dengan kondisi tubuhnya. Jadi kalau dikaitkan dengan perbedaan status gizi, anak yang satus gizinya lebih baik atau bahkan overweihgt (sebagai cermin bahwa anak ini asupan gizinya lebih baik), berdampak pada timbunan lemak di perut maka akan mempercepat datangnya haid. Bandingkan dengan generasi sebelumnya. Sekarang anak sudah haid di usia 10 tahun, dulu 13 tahun. 

Remaja Kota Bogor lebih Cepat Datang Bulan 

Mentruasi merupakan peristiwa perdarahan uterus yang terjadi secara siklik dan dialami oleh sebagian besar wanita usia produktif. Terjadinya menarche dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Usia menarche perempuan yang lahir tahun 1986-1995 dipengaruhi oleh lingkar pinggang, indeks masa tubuh yang tinggi dan usia menarche dengan status gizi. 

“Hasil penelitian kami di SDN Babakan 1 Dramaga, SDN Babakan 3 Dramaga, SMPN 1 Dramaga, SD Bina Insani dan SMP Bina Insani menunjukkan jumlah siswi yang sudah menstruasi di kota lebih banyak (28,0%) dibandingkan dengan siswi di kabupaten bogor (25,1%). Dan sebanyak 57,1% subjek mengalami menarche pada usia 10 tahun. Telah terjadi penurunan usia menarche yang diduga disebabkan oleh keadaan gizi dan kesehatan umum yang semakin baik,” ujar Dyan.

Ini sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa usia menarche remaja putri di kota lebih muda dibandingkan dengan remaja putri di desa. Ini berkaitan dengan kondisi ekonomi keluarga dan gaya hidup. Semakin baik keadaan ekonomi keluarga akan berpengaruh terhadap kemudahan dalam memperoleh makanan yang berkualitas sehingga status gizi juga akan semakin baik. Selain itu, semakin muda usia menarche ibu maka semakin muda juga usia menarche anak, ini karena lokus pengatur estrogen yang diwariskan.

Tuesday, October 4, 2016

Blocker Tax, Lebih Adil daripada Tax Amnesty

Blocker Tax lebih Adil daripada Tax Amnesty
Dedi Maulana dan Agung Suharyana, Penggagas Blocker Tax
Sabtu dan Minggu (1-2/10) kemarin, Lembaga Pendidikan Qur'an (LPQ) Al Hurriyah Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) mahasiswa IPB ke VIII di Masjid Al Hurriyah Kampus IPB Darmaga. Sebagai salah satu rangkaian kegiatan MTQ, LPQ Al Hurriyyah IPB bersama dengan Direktorat Kemahasiswaan IPB menggelar Musabaqah Karya Tulis Ilmiah Al-Quran. 

Salah satu pemenang dari lomba karya tulis ini adalah Agung Suharyana (Fakultas Ekonomi dan Manajemen) dan Dedi Maulana (Fakultas Pertanian) yang mengusung karya tulis berjudul 'Blocker Tax: Transformasi Kebijakan Tax Amnesty dalam Perspektif Islam'. Karya Agung dan Dedi tersebut berhasil mendapatkan Juara I di ajang tahunan IPB. 

Beberapa bulan ini kita dibuat "galau" dengan adanya kebijakan Tax Amnesty yang diluncurkan oleh pemerintah. Antara mau ikut tax amnesty atau tidak (untuk kalangan menengah ke atas) atau antara adil atau tidaknya kebijakan tersebut terhadap warga yang selama ini patuh bayar pajak.

Dua mahasiswa IPB ini menawarkan gagasan yang mereka sebut Blocker Tax. Lalu, apa itu Blocker Tax?

Blocker Tax, Lebih Berkeadilan Dibandingkan Tax Amnesty

Setiap warga negara Indonesia pasti sudah tahu tentang kebijakan Tax Amnesty yang diluncurkan pemerintah Republik Indonesia. Tax amnesty dapat diartikan sebagai kesempatan yang diberikan oleh pemerintah dengan waktu yang terbatas untuk kelompok wajib pajak tertentu untuk membayar jumlah yang telah ditetapkan, dengan dibebaskan kewajiban pajak untuk masa pajak di periode sebelumnya (termasuk bunga dan denda), serta dibebaskan atas tuntutan hukum. Program tax amnesty diluncurkan dalam rangka menambah pendapatan dari pajak yang sebelumnya disembunyikan. Tax amnesty juga sering dipakai untuk memperoleh data yang benar tentang wajib pajak, sehingga pada masa mendatang bisa dijadikan landasan untuk meningkatkan penegakan hukum dan penggalian penerimaan pajak. 

Namun, dalam jangka panjang, setelah program tax amnesty berakhir, wajib pajak akan menjadi tidak jujur karena berharap bahwa pada masa mendatang akan ada pemberian tax amnesty kembali. Pemberian tax amnesty dikhawatirkan menimbulkan rasa ketidakadilan atas masyarakat menengah kebawah yang selama ini sudah menjadi wajib pajak yang jujur. Bahkan pemberian tax amnesty dapat memunculkan peluang penggelapan pajak. Kebanyakan program tax amnesty tidak mampu memperluas tax base dan tidak menghasilkan penerimaan pajak yang signifikan. 

Tax amnesty secara Islam tidak syar’i disebabkan terdapat unsur ketidakadilan antara kalangan atas dengan kalangan menengah kebawah. Tax amnesty tidak efektif karena terdapat diskriminasi pajak diantara wajib pajak. 

Ada sebuah hadist yang berbunyi dari ‘Amir dari Fatimah binti Qais ia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya di dalam harta kalian terdapat hak selain zakat”. Pemungutan pajak diperbolehkan asalkan Negara dalam keadaan darurat (Defisit Anggaran). Hal ini sesuai dengan Madzhab Hambali: Ulama madzhab Hambali membolehkan pengumpulan pajak yang mereka sebut dengan al-kalf as-sulthaniyah. Bahkan mereka menganggapnya sebagai jihad dengan harta.

Melihat ketidakadilan dalam penerapan tax amnesty, Agung dan Dedi dengan bimbingan dari Prof.Dr.Ir. Lukman M. Baga menggagas ide kreatif berupa sistem pemungutan pajak berbasis blocker tax yang terintegrasi dengan e-KTP. Hal ini menjadi solusi alternatif untuk meningkatkan jumlah pelapor wajib pajak tanpa merugikan pihak kalangan menengah kebawah. 

Blocker tax adalah sistem pemblokiran e-­KTP bagi wajib pajak yang terlambat atau tidak membayar pajak sesuai dengan waktu yang ditentukan. Sistem kerja blocker tax adalah memblokir (menonaktifkan) fungsi e-KTP yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Tabel di bawah menunjukkan jenis-jenis blocker tax berdasarkan tingkat pelanggaran.

Jenis-jenis Blocker Tax Berdasarkan Tingkat Pelanggaran
No.
Jenis blocker tax
Jenis Pelanggaran
Hukuman
1
Easy blocker
§  Tidak membayar pajak selama 1 tahun dari batas waktu yang telah ditentukan
§  Tidak melaporkan atas asset yang dimiliki selama 1 tahun dari batas waktu yang telah ditentukan
§  Penonaktifan e-KTP sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan
§  Membayar denda berupa bunga pajak sesuai peraturan perpajakan yang  berlaku
2
Middle blocker
§  Tidak membayar pajak selama 5 tahun berturut-turut dari batas waktu yang telah ditentukan
§  Tidak melaporkan atas asset yang dimiliki selama 5 tahun berturut-turut dari batas waktu yang telah ditentukan
§  Penonaktifan e-KTP sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan
·         Membayar denda berupa bunga pajak sesuai peraturan perpajakan yang  berlaku
·         tindak pidana dengan hukuman penjara sesuai dengan peraturan    perundang-undangan yang berlaku
3
Extreme blocker
·         Tidak membayar pajak selama 10 tahun lebih secara berturut-turut dari batas waktu yang telahh ditentukan
·         Tidak melaporkan atas asset yang dimiliki selama 10 tahun lebih secara berturut-turut dari batas waktu yang telah ditentukan.
·         Penonaktifan e-KTP semur hidup
·         Membayar denda berupa bunga pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku
·         Tindak pidana berupa hukuman penjara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

“Secara praktis blocker tax menjadi program keberlanjutan setelah berakhirnya tax amnesty. Bagaimanapun juga memberikan efek jera bagi pengemplang pajak (orang yang menghindari pajak) sangat penting dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat khususnya para wajib pajak yang rutin membayar pajak,” Ujarnya. 

Tentu untuk merealisasikan program blocker tax diperlukan beberapa lembaga atau pihak-pihak yang mampu mendukung dan memiliki wewenang dalam pelaksanaan tax amnesty di Indonesia. Lembaga tersebut diantaranya adalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Pemeriksa Keuangan, Direktort Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), Konsultan pajak.(zul) 

Keterangan :

Agung Suharyana ini pernah membahana di beberapa stasiun televisi nasional dengan inovasinya yang bernama 'Iqropolly'. Tim Iqropolly juga mendapatkan undangan dari salah satu kementerian Malaysia untuk mempresentasikan Iqropolly di negeri seberang


Monday, October 3, 2016

Dukung Swasembada Protein, FPIK IPB Panen 3 Ton Ikan Nila


Dekan FPIK IPB, Dr.Ir. Luki Adrianto, M.Sc diantara awak media 
Gerimis hujan tidak menyurutkan awak media yang meliput panen ikan nila di Institut Pertanian Bogor (IPB), Kamis 29/9. Pada panen kali ini, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB berhasil mengangkat 3 ton ikan nila dari dua kolam. Benih yang ditebar per kolam sekitar 5000 ekor. Dalam waktu tiga bulan, berat ikan per ekornya bisa mencapai 500 gram.

Kegiatan ini merupakan salah satu kontribusi IPB dalam pencapaian swasembada protein hewani tahun 2025 yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Sebagai bentuk dukungan terhadap program tersebut, FPIK IPB mengembangkan strategi Sustainable Adaptive Fisheries Production, dimana salah satunya mengembangkan produksi budidaya perairan yang lestari dan bertangggung jawab. 
Benih Ikan Nila Merah di Kolam Percobaan IPB Darmaga
Benih Ikan Nila Merah di Kolam Percobaan Kampus IPB Darmaga

Paling tidak, ada tiga hal strategis terkait sustainable aquaculture, yaitu: inovasi di bidang teknologi benih ikan, vaksin dan pakan ikan; sistem dan teknologi budidaya yang efisien serta berkelanjutan. Informasi lengkap tentang kegiatan panen ikan ini bisa dibaca DISINI. Atau bisa Anda saksikan di MGS Televisi berjudul IPB Panen Ikan Hasil Rekayasa Genetik.

Terkait budidaya ikan air tawar, saya ada beberapa artikel yang menarik untuk dibaca sebagai tambahan informasi. 

Pertama, IPB telah menghasilkan benih unggul ikan ekonomis penting misalnya Benih Ikan IPB-C1 dan IPB-C2. Informasi lengkap tentang kedua jenis ikan ini belum ada (penulis akan berusaha untuk mencarikan info lengkapnya). 

Selain itu, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi memperkenalkan komoditas unggul baru bernama Ikan Mas Mantap (Majalaya Tahan Penyakit) hasil pemuliaan peneliti IPB, Dr. Alimudin Alsani. Pelepasan komoditas unggul ini telah ditetapkan pada tanggal 16 April 2015 yang lalu melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 24/Kepmen-KP/2015 Tentang Pelepasan Ikan Mas Mantap.

Ikan Mas Mantap IPB
Ikan Mas Mantap
Beberapa keunggulan dari Ikan Mas hasil pemuliaan ini antara lain adalah daya tahan yang tinggi terhadap serangan virus KHV dan bakteri Aeromonas Hydrophyla, serta pertumbuhan yang lebih cepat. 

Kedua, upaya lainnya adalah menciptakan hormon pemacu pertumbuhan ikan. Fishgrow Stimulant (FGS) atau hormon pertumbuhan ikan hasil inovasi Dr. Alimudin Alsani ini bisa meningkatkan laju pertumbuhan ikan hingga 2-3 kali lipat. Informasi lengkapnya bisa di baca DISINI.

Ketiga, melakukan maskulinisasi Ikan Nila. Laju pertumbuhan Ikan Nila jantan lebih cepat dibandingkan dengan ikan betina. Selisih biomass ikan pada waktu panen yang disebabkan fenomena pemijahan liar bisa mencapai 30-50 persen. Untuk itu, dilakukan budidaya ikan nila monoseks (tunggal kelamin) jantan. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperoleh pertumbuhan yang lebih besar, mengendalikan pemijahan liar dan mendapatkan penampilan yang lebih baik. Informasi lengkapnya bisa dibaca DISINI.

Dan yang terakhir adalah inovasi berupa metode sederhana untuk memilih ikan mas tahan infeksi KHV melalui marka molekuler. Kelebihan lain inovasi ini adalah kemudahan untuk diaplikasikan oleh laboratorium yang memiliki fasilitas PCR dan elektroforesis DNA. Dengan demikian, pembenih ikan mas dapat memilih calon induk ikan yang tahan infeksi KHV untuk dipelihara, dan biaya untuk memproduksi induk bisa diminimalkan. Informasi lengkapnya bisa dibaca DISINI.

Semoga beberapa informasi diatas dapat menambah wawasan pembaca setia blog ini. Salam.

Keterangan : Foto diambil dari akun facebook Dr. Alimudin

Peneliti IPB: Ikan Nila Tampil Maskulin dengan Testis Sapi

Maskulinisasi Ikan Nila IPB
Ikan Nila Merah di Kolam Percobaan Kampus IPB Darmaga
Ikan Nila memiliki keunggulan yaitu mudah berkembangbiak, pertumbuhan cepat, toleran terhadap kondisi lingkungan, berdaging tebal, disukai masyarakat dan mudah dibudidayakan. Karena mudah berkembang biak, maka dapat terjadi pemijahan yang tidak terkontrol dan menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat.

Laju pertumbuhan ikan Nila jantan lebih cepat dibandingkan dengan ikan betina. Selisih biomass ikan pada waktu panen yang disebabkan fenomena pemijahan liar bisa mencapai 30-50 persen. Untuk itu, dilakukan budidaya ikan nila monoseks (tunggal kelamin) jantan. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperoleh pertumbuhan yang lebih besar, mengendalikan pemijahan liar dan mendapatkan penampilan yang lebih baik.

Tim peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan maskulinisasi ikan Nila dengan memanfaatkan tepung testis sapi. Mereka adalah Muslim, Muhammad Zairin Junior, Nur Bambang Priyo Utomo dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB.
Ikan Nila Merah
Ikan Nila Merah
Salah satu teknik untuk mendapatkan benih ikan Nila monoseks jantan adalah melalui teknik alih kelamin dengan pemberian hormon jantan (testosteron). Hormon yang umum digunakan adalah hormon sintetik 17α Methyltestosteron (MT), namun hormon ini mahal dan sulit didapatkan. Selain itu penggunaan hormon testosteron sintesis tidak dianjurkan di Indonesia.

Salah satu hormon testoteron alami adalah testis sapi. Testis sapi mudah didapatkan, harga relatif murah dan ukurannya besar. Namun testis sapi segar mudah terurai dan membusuk.

Untuk itu, tim peneliti IPB memanfaatkan Tepung Testis Sapi (TTS) yang tidak cepat membusuk, tidak menurunkan kualitas air, larva tertarik untuk makan, dan mudah dalam penyimpanan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh hormon testosteron alami dalam makanan testis banteng (BTM) pada maskulinisasi ikan Nila menggunakan metode divalidasi aceto carmine squash, dari gonad ikan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perubahan signifikan. Semakin tinggi dosis TTS dan semakin lama waktu pemberian TTS, maka persentase ikan jantan cenderung semakin meningkat. Pemberian TTS dengan dosis sembilan persen selama 14 hari dan 21 hari serta dosis enam persen selama 21 hari menghasilkan persentase ikan jantan yang tertinggi yaitu sebesar 83,3 persen. 

Selain itu, tingkat kelangsungan hidup benih tidak dipengaruhi oleh pengobatan BTM. Pertumbuhan ikan secara signifikan dipengaruhi oleh pengobatan BTM dibandingkan dengan tidak diobati BTM. Kinerja pertumbuhan tertinggi fry diperoleh dengan BTM sembilan persen.(zul)

Keterangan : foto diambil dari akun facebook

Cara Mudah Deteksi Ikan Jagoan, Tahan Koi Herpes Virus

Ikan Mas Mantap IPB, Tahan KHV dan Pertumbuhannya Cepat
Ikan Mas Mantap, Tahan KHV dan Bongsor
Sejak tahun 2002 terjadi wabah virus KHV (Koi Herpes Virus) yang menyerang ikan mas (dan koi) di Indonesia. Wabah tersebut tidak dapat hilang dari tubuh ikan dan selalu berulang, terlebih pada musim hujan. Virus KHV ini aktif pada suhu air 18-27°C yang mengakibatkan kematian massal bagi ikan.

Ikan yang terkena KHV jika dilihat dengan mata awam insangnya berwarna putih. Kalau sudah putih, maka tinggal tunggu waktu dan jika sudah terserang maka populasi habis. Umumnya serangan terjadi pada musim peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan. Jawa Barat memiliki intensitas hujan tinggi, dengan suhu 20°C-22°C, pembudidaya ikan mas sudah was-was. Bahkan sekarang sudah diindikasikan, KHV dapat menginfeksi walau suhu air 25 °C, kemungkinan KHV sudah menyesuaikan diri.

Vaksin dari virus yang dilemahkan telah tersedia, namun demikian harganya sangat mahal dan dari hasil pengujian yang dilakukan ada indikasi virus bisa menjadi virulen kembali. Vaksin DNA juga sudah ada, dan relatif aman karena tidak ada kemungkinan infeksi kembali, tetapi harganya juga masih kurang ekonomis untuk ikan mas. Selain vaksin, alternatif lainnya adalah dengan manipulasi gen dan mencari ikan dengan genetik yang tahan KHV.

Tahun 2002 ikan mas di Cirata habis, tersisa hanya 5% dari populasi. Menurut Dr. Alimuddin, Peneliti dari Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB, ternyata dari ikan tersisa ada yang mempunyai pembeda secara genetik yang tahan KHV.

“Kalau manusia ada yang rambut lurus atau keriting, nah pada ikan mas juga ada yang seperti itu. Dari yang tersisa tersebut ada ikan mas yang memiliki gen yang tahan KHV. Dari penelitian yang dilakukan sejak tahun 2009, kami menemukan cara sederhana (menggunakan analisis PCR) untuk memilih ikan mas yang tahan infeksi KHV yakni ikan mas yang memiliki Cyca-DAB1*05 (MHC II) sebagai penanda molekuler,” ujarnya.

Cyca-DAB1*05 (MHC II) adalah penanda molekuler potensial yang bisa digunakan untuk membantu memilih ikan dalam meningkatkan resistensi ikan mas dari KHV.

“Metode yang sudah ada di luar (mengidentifikasi ikan mas tahan KHV) kelihatannya tidak semua bisa menggunakan. Kita menggunakan penanda MHC II dengan alel khas. Kemudian kita rancang primer sederhana yang mudah digunakan oleh laboratorium yang fasilitasnya terbatas (dengan PCR). Di Indonesia Balai Benih Ikan mempunyai laboratorium dilengkapi alat-alat seperti PCR dan elektroforesis. Nah dengan metode sederhana yang kami ciptakan, hampir semua unit pelaksana teknis KKP daerah (propinsi) ini bisa dan mudah menggunakannya,” ujarnya.

Menurutnya, tidak semua UPT Pusat mempunyai alat yang lengkap. UPT yang bisa dianggap lengkap fasilitasnya seperti di BBAT Jambi, BBPBAT Sukabumi, BBPBAP Jepara, BBAP Situbondo, dan BBAT Mandiangin.

Saat ini, UPT-UPT air tawar sudah menggunakan metode ini seperti BBPBAT Sukabumi dan BBAT Mandiangin. Hanya ikan terpilih yang kemudian dijadikan induk yang kemudian diproduksi anaknya dan disebarkan ke masyarakat.

“Secara nasional, mengatasi serangan KHV paling cepat menggunakan marka molekuler dengan mencari ikan yang tahan KHV. Kami sudah berhasil dikembangkan keturunan ke dua (F2) dari induk yang tahan KHV di Sukabumi karena fasilitasnya yang lumayan lengkap. Selain meningkatkan anakan, penelitian lanjutan juga dilakukan untuk memeriksa pewarisannya sifat tahan KHV,” ujarnya.

Inovasi ini merupakan metode sederhana untuk memilih ikan mas tahan infeksi KHV melalui marka molekuler. Kelebihan lain inovasi ini adalah kemudahan untuk diaplikasikan oleh laboratorium yang memiliki fasilitas PCR dan elektroforesis DNA. Dengan demikian, pembenih ikan mas dapat memilih calon induk ikan yang tahan infeksi KHV untuk dipelihara, dan biaya untuk memproduksi induk bisa diminimalkan.(zul)

Pakar IPB Ciptakan Hormon Pemacu Pertumbuhan Ikan

Dr.Ir. Alimudin Alsani, Pakar Ikan Air Tawar IPB
Dr.Ir. Alimudin Alsani, memakai batik hijau 
Tingkat produksi budidaya ikan konsumsi ditentukan oleh laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup ikan. Laju pertumbuhan akan menentukan lama waktu pemeliharaan mencapai ukuran konsumsi atau dapat dijual. Metode untuk meningkatkan laju pertumbuhan yang ada saat ini masih belum mudah diaplikasikan dengan cepat oleh pembudidaya ikan.

Fishgrow Stimulant (FGS) atau hormon pertumbuhan ikan hasil inovasi Dr. Alimudin, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB bisa meningkatkan laju pertumbuhan ikan hingga 2-3 kali lipat.

“Latar belakangnya adalah Indonesia memiliki jenis ikan yang harganya mahal tapi pertumbuhan lambat. Contohnya sidat, gurame atau kerapu. Untuk ikan gurame saja harus menunggu 1 tahun untuk mendapatkan ikan yang siap jual. Oleh karena itu kami mengembangkan suatu bahan yang bisa memacu pertumbuhan ikan dengan hormon pertumbuhan yang diproduksi melalui bakteri. Saat FGS diberikan pada ikan gurame, sidat dan nila ternyata hasilnya bagus,” terang staf pengajar di Departemen Budidaya Perairan FPIK IPB ini.

Dr.Ir. Alimudin Alsani, Pakar Ikan Air Tawar IPB
Ikan Nila Merah
Untuk mendapatkan FGS, Dr. Alimuddin memilih metode recombinant growth hormone (rGH) karena mampu memberikan keuntungan genetik sebesar 200%. Menurutnya, mekanisme kerja rGH secara langsung mampu menginduksi diferensiasi sel-sel prekursor terkait fungsi fisiologi (metabolisme lemak, karbohidrat, suplai nitrogen pada organisme masa pertumbuhan, dll.). Dan hasil secara tidak langsung adalah mampu meningkatkan produksi IFG-1 pada sel-sel yang berdiferensiasi & IGF-1 di hati.

Selain itu, menurut literatur, setelah diaplikasikan pada beberapa ikan metode ini memberikan hasil yang sangat memuaskan. Pada Ikan kakap hitam pertumbuhannya naik 60%, Ikan Flounder naik 24%, Ikan Gilthead Seabream naik 55-65%, Ikan Mas Koki naik 43%, Ikan Nila naik 171% dan Udang Vaname naik 42,2%.

“Vektor ekspresi rGH dari ikan (ikan Mas, Gurame atau Kerapu) dimasukkan ke bakteri E. coli yang dipakai oleh orang molekuler. Nah bakteri inilah yang memproduksi FGS. Hasilnya bisa berupa larutan (penyimpanan di freezer) dan tepung (penyimpanan di kulkas),” ujarnya.

Aplikasi FGS pada ikan terbagi dalam tiga cara. Pertama larva ikan yang berumur 2 hari direndam dalam air dengan dosis 3-23 mg selama 1-2 jam dan kedua FGS bisa ditambahkan pada pakan dengan dosis 3-30 mg/kg dengan tiga atau empat kali pemberian. Atau dengan menggabungkan kedua cara di atas dengan merendam larva dan menambahkan FGS pada pakannya.

FGS akan meningkatkan efisiensi pakan hingga lima kali lipat dan menurunkan biaya produksi ikan. Setelah di beri FGS terjadi pertumbuhan sebesar 75% pada Ikan Gurame dan Ikan Sidat 2,5 kali lebih tinggi dari Ikan Sidat yang tidak diberi FGS.

Dari sisi keamanan pangan, Dr. Alimudin mengatakan metode ini sangat aman.

“Ini selalu dipertanyakan. Apakah sama dengan yang digunakan pada ayam dulu (memacu pertumbuhan ayam dengan mengunakan steroid). FGS menggunakan peptida biasa. Jika kita rendam selama 1 jam setelah itu dibiarkan kemampuannya sudah turun setelah 2-3 bulan. Ada studi yang mengatakan setelah 90 menit sudah tidak terdeteksi di dalam usus. rGH terdegradasi di dalam saluran pencernaan tikus uji dan rGH terabsorbsi di dalam saluran pencernaan dan sistem peredaran darah ikan dan tikus uji. Sehingga ikan dengan penambahan FGS aman dikonsumsi manusia,” ujarnya.

Harapannya ke depan semua ikan dapat dipacu pertumbuhannya dan inovasi ini bisa diaplikasikan oleh masyarakat sehingga produksi meningkat dan pendapatan petani juga meningkat.

Dapat disimpulkan bahwa keunggulan inovasi ini adalah teknologi yang sederhana, mudah diadopsi baik pembudidaya skala kecil, menengah, maupun skala besar serta mampu meningkatkan produktivitas budidaya secara signifikan, dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan, dan menurunkan biaya produksi.

Inovasi ini berpotensi diterapkan pada berbagai spesies ikan budidaya, khususnya ikan yang bernilai jual tinggi namun pertumbuhannya lambat. Bisa pula diterapkan pada budidaya udang, dan kerang-kerangan.(zul)

Keterangan : Foto diambil dari akun facebook Dr. Alimudin Alsani 

Thursday, September 22, 2016

Cabai Pelangi yang "Unyu-Unyu"


Guru Besar IPB Ciptakan Cabai Pelangi
Cabai Pelangi
 Ibu-ibu sekarang tidak perlu khawatir lagi dengan mahalnya harga cabai. Jika curah hujan tinggi atau mendekati hari raya maka dapat dipastikan harga cabai mahal. Padahal untuk memenuhi kebutuhan cabai dalam satu keluarga kecil bahagia (dengan dua anak), hanya diperlukan 5-10 pot tanaman cabai hias yang ditanam bergiliran.

Menurut Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Muhammad Syukur, konsumsi cabai nasional sekitar 2,6-3 kg/kapita/tahun. Artinya, kebutuhan cabai bisa dipenuhi dari pekarangn sendiri atau menanam cabai dalam pot.

Untuk membuat tampilan cabai di dalam pot semakin menarik, Prof. Syukur mengembangkan tujuh cabai hias yang menghasilkan warna buah secantik pelangi. Yakni IPB Ungara, IPB Seroja, Lembayung, Syakira, Jelita, Namirra dan Ayesha.

IPB Seroja memiliki 8 warna buah yang berbeda dan tingkat kepedasannya cukup tinggi. IPB Ungara memiliki warna buah ungu yang mengandung antosianin (tinggi kandungan antioksidannya).

"Motivasi awal membuat cabe pelangi adalah untuk ketahana pangan keluarga dimana hanya dibutuhkan 3 kg cabai per orang per tahun. Dengan nanam 5 pot saja, kebutuhan cabai keluarga sudah tercukupi setiap bulan. Agar menarik, cabai hias ini dirakit untuk ditanam di dalam pot, desain warna atraktif dan tidak tinggi. Warna dibuat seatraktif mungkin sehingga buah cabenya ada gradasi warna. Pengaturan tingkat kematangan setiap buah dilakukan agar dalam satu tanaman bisa seperti pelangi. Jadilah cabe hias yang bisa di konsumsi," ujarnya.

Guru Besar IPB Ciptakan Cabai Pelangi
Prof. Muhammad Syukur 
Cabai hias ini memiliki umur tanam hingga 6 bulan dan mulai bisa dipanen saat sudah menginjak 3 bulan setelah tanam. Perawatannya tidak susah, setiap minggu beri pupuk AB Mix sekitar 250 gr per pot. Jika tidak ada, kita bisa gunakan NPK atau Pupuk Daun. Tanaman bisa disimpan di dalam ruangan atau di luar ruangan (jangan terkena sinar matahari langsung). Siram dengan air sehari sekali.

Hingga saat ini, IPB telah merilis 23 varietas cabai yakni cabai besar, cabai semi keriting, cabai keriting, cabai hias dan tomat (tulisan tentang varietas tomat bisa di baca disini). Semua cabe disetting untuk ditanam di dataran rendah sehingga saat di tanam di dataran tinggi hasilnya bisa lebih baik. Dari 23 varietas, 11-12 varietas sudah digunakan oleh petani di seluruh Indonesia.

"Kita banyak publish varietas agar petani bisa memilih sesuai dengan kondisi iklim didaerahnya," tuturnya.

Selain mengembangkan cabai dan tomat, Prof. Syukur juga mengembangkan beberapa varietas sayur yang memiliki kandungan antosianin. Antosianin adalah kelompok pigmen yang dapat larut di dalam air dan berperan memberi warna ungu, merah dan biru pada buah-buahan dan sayuran. Senyawa antosianin ini memiliki kemampuan yang tinggi sebagai antioksidan.

Saat ini Laboratorium Pemuliaan Tanaman IPB telah memiliki varietas untuk beberapa komoditas sayuran penting berantosianin tinggi yaitu Ungara IPB (cabai ungu tua), Lembayung IPB (cabai ungu), Zahira IPB (okra ungu) dan Fagiola IPB (kacang panjang ungu) serta beberapa galur kecipir ungu, tomat ungu, buncis ungu dan jagung manis ungu.

Beberapa varietas yang berhasil dikembangkan Prof. Syukur

Wednesday, September 21, 2016

Cerita Cita Lusita, Anak Rantau yang Bermetamorfosa

Lusita Meilana, Lulusan IPB
Lusita Meilana, S.Pi, M.Si
Hari ini merupakan salah satu hari yang paling membahagiakan bagi Lusita Meilana, gadis desa dari Pematang Tahalo, Lampung Timur ini resmi menyandang gelar Master Sains dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nyaris sempurna yakni 3,91. Tahun depan gelar Master of Science juga akan Ia dapatkan dari Xiamen University, China. 

Mulai menempuh pendidikan tinggi di IPB sejak tahun 2010 berkat program Bidikmisi, Lusita mendapatkan kesempatan untuk langsung melanjutkan studi S2 melalui program fastract. Setelah dinyatakan lulus program magister IPB, Lusita lalu mendapatkan beasiswa S2 dari Xiamen Universitas China.

Prestasi ini diraih Lucita dengan penuh perjuangan. Cerita Lusita bermula kala Ia harus melunasi biaya kuliah program magisternya. Lusita tidak bisa melakukan seminar atau presentasi hasil penelitiannya karena biaya kuliah sebesar 16 juta rupiah belum Ia bayar. Selama ini, uang yang Ia dapatkan dari hasil kerja serabutan (translater, mengajar les bahasa inggris, melatih mahasiswa yang akan presentasi dll) hanya bisa untuk biaya hidup sehari-hari. 

"Saat S1 saya dapat beasiswa bidikmisi. Tapi saat S2 saya menggunakan dana pribadi. saya yakin bisa, karena saya yakin Allah akan kasih jalan selama niat dan tujuan kita baik. Yang paling menyedihkan adalah saat tinggal satu langkah lagi lulus S2, saya kehabisan uang dan belum bisa membayar uang SPP sebesar 16 juta rupiah. Jika kondisi ini diketahui orang tua saya, saya yakin saya akan diminta pulang. Karena dimata orang tua saya, angka tersebut sangat besar," ujarnya.

Berkat bantuan dari seorang donatur, Lusita mendapat pinjaman lunak dan bisa melanjutkan proses studinya. Namun pinjaman tersebut harus Ia kembalikan dalam waktu tiga bulan.

"Saat seminar, saya tidak nervous untuk mempertahankan penelitian saya tetapi bingung bagaimana saya harus mengembalikan uang tersebut," tuturnya.

 Allah SWT pun membuka pintu rejeki Lusita. Salah satu kawannya memberikan informasi bahwa ada beasiswa studi S2 ke China. Jika dihitung-hitung, besaran beasiswa yang ditawarkan bisa menutup semua hutang Lusita.

Foto Lusita di China (diambil dari laman Facebook Lusita)
"Waktu itu, saya mengurung diri di kamar selama 2 minggu untuk belajar agar lulus Tes of English as a Foreign Language (Toefl), nilainya harus di atas 550. Saya hanya keluar untuk shalat, makan dan mandi. Alhamdulillah semua perjuangan saya terbayar saat saya dinyatakan mendapatkan beasiswa full di Xiamen University China. Hutang saya pun terbayar lunas," ujarnya.

Setelah mendapatkan Surat Keterangan Lulus (SKL) program magister dari IPB, saya lalu melanjutkan studi ke College of the Environment and Ecology, Xiamen University, China. Kini, Lusita tinggal menyelesaikan penelitiannya. Insya Allah tahun depan, Ia akan menyandang gelar Master of Science. Begini kira-kira nama panjangnya Lusita Meilana, S.Pi, M.Si, M.Sc.
 
Foto Lusita menikmati keindahan alam China (diambil dari lama Facebook Lucita)

Perjuangan menyelesaikan studi sarjana di IPB

Ingatan yang selalu terekam kuat tentu saja adalah rumah kecil berukuran 5x5 m yang Ia sebut sebagai istana. Ketika hujan disertai angin kencang datang, rumah yang beratapkan alang-alang dan dinding yang terbuat dari anyaman bambu yang sudah usang ini bahkan sempat roboh karena tak kuat menahannya.

“Saya dan kakak saya selalu dimasukkan ke dalam sebuah kotak besar yang terbuat dari kayu saat hujan (grobok bahasa jawanya) sedangkan Ayah dan ibu saya berlindung dibalik sebuah papan agar tidak terkena air hujan. Dirumah inilah saya tumbuh dan dibesarkan,” ceritanya.

Sungguh Ia tak pernah bermimpi, gadis desa dari Pematang Tahalo ini akhirnya bisa menjejak kaki di China dan Jepang. Mematahkan dugaan orang-orang yang dulu menghina dan mencaci orangtuanya.

“Hingga saat ini Bidikmisi telah menjadi pengantarku dalam melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi yaitu S2, dari sini aku diberi kesempatan menjadi mahasiswa Pasca Sarjana IPB melalui program Fastract. Terimakasih kepada Bidikmisi yang telah menjadikanku Sarjana pertama di keluarga, memberikan pengalaman yang sangat bermanfaat, memberikan harapan kepada ku, ibu ku Dwi Setyawati, bapakku Sutiyo, kakak ku Novita Sastrawati dan keluarga besar ku,” tuturnya.

Lucita mengikuti berbagai kegiatan internasional menjadi asisten dan komite penyelenggara di Summer Course Introduction to Tropical Biodiversity from the Forest to the Sea Tokyo University of Agriculture vs Bogor Agricultural University selama dua periode yaitu 2013 dan 2014, dari Summer Course ini aku mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Tokyo University di Tokyo dan Tokyo University of Agriculture di Hokkaido,” ujarnya bangga.

Lucita pun berkesempatan mengunjungi Shanghai, China dengan menjadi presenter poster di jurnal international Elsevier pada konferensi ECSA 53 and Ocean & Coastal Management, Estuaries and Coastal Areas in Times of Intense Change. Menjadi presenter paper di Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting, Sapporo, Hokkaido University. Dan pada tahun 2015 diberi kesempatan lagi dalam“Accepted and funded in The 3rd International Workshop on the Science and Conservation of Horseshoe Crabs Hosted by the Kujukushima Aquarium and the University of Nagasaki, in association with the IUCN Horseshoe Crab Specialist Group and Sasebo City, Japan.”

Kisah lengkap perjuangan Lusita bisa kita baca di buku berjudul Metamorfosa. Lusita menjadi salah satu penulis inspiratif di buku tersebut.

Buku Metamorfosa, Kisah Inspiratif Mahasiswa Bidikmisi IPB
Buku Metamorfosa, Kumpulan Kisah Inspiratif Mahasiswa Bidikmisi IPB

Friday, September 16, 2016

Muslim Kamboja Lebih Sejahtera

Muslimah Kamboja Berhasil Raih Gelar Sarjana di IPB
Sisasman, Muslimah Asal Kamboja
Rabu (21/9) Institut Pertanian Bogor (IPB) akan mempersembahkan lulusannya untuk berkarya membangun bangsa. Di antara para wisudawan, ada muslimah asal Kamboja yang berhasil meraih gelar sarjana di IPB.

Setelah menempuh pendidikan di IPB selama lima tahun, Sisasman (26 tahun), gadis manis asal negara yang memiliki semboyan "Bangsa, Agama, Raja" ini akan merasakan menjadi lulusan IPB. Sisasman diterima di IPB pada tahun 2011 di Departemen Manajemen Hutan Falkultas Kehutanan melalui Jalur Undangan (Beasiswa IDB dari Arab Saudi). 

Ia mengikuti jejak kakak kandungnya yang berhasil meraih gelar sarjana dari Universitas Gajahmada (UGM) jurusan Farmasi dari jalur beasiswa yang sama. Beasiswa IDB dari Arab Saudi ini memang diperuntukkan bagi warga muslim dari negara-negara yang penduduk muslimnya minoritas. Sebut saja, Vietnam, Kamboja, Thailand, Philipina dll.

Keberhasilan Sisasman meraih gelar sarjana (di luar negaranya), tak lepas dari cara pandang negara yang beribukota di Phom Phen ini terhadap rakyatnya yang beragama Islam. Menurut Sisasman, warga muslim di Kamboja mendapatkan hak dan kewajiban yang sama dengan warga lain. 

"Dulu memang kami tidak diperbolehkan memakai hijab, namun sekarang hijab sudah menjadi hal yang biasa di Kamboja. Kami bebas sekolah dan bebas bekerja di bidang apapun. Bedanya, di sekolah kami tidak mendapatkan pendidikan agama Islam, kami belajar Islam dari keluarga. Alhamdulillah keluarga saya keturuan Islam dari Kerajaan Champa," ujarnya.

Kerajaan Champa dahulunya adalah sebuah wilayah di utara Vietnam yang menjadi basis perkembangan Islam. Saat perang berkecamuk, beberapa warga Champa mengungsi ke Vietnam, Kamboja bahkan ke Myanmar. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Champa.

"Kalau saya berjumpa dengan muslim asal Vietnam atau Myanmar, kami bisa berkomunikasi dengan bahasa Champa. Saya belajar Champa dari ibu saya, kebetulan beliau pernah diajarkan bahasa Champa oleh nenek," ujarnya.

Sebelum ke IPB, Sisasman sudah menjalani pendidikan di perguruan tinggi di Kamboja selama tiga semester di jurusan pertanian. Itulah alasannya Ia memilih IPB. Selain itu, menurutnya IPB adalah universitas terbaik ke-3 di Indonesia dan Indonesia adalah negara yang cantik, indah, serta penduduknya mayoritas muslim. Selama di Indonesia, Sisasman sudah mengunjungi beberapa kota besar seperti Kalimantan, Bengkulu, Bandung dan Solo.

“IPB adalah kampus yang luar biasa, lulusannya mampu bersaing. Kebiasaan di negara saya dan di Indonesia serta budaya mungkin mayoritas sama karena memang masih dalam Asia Tenggara, namun tetap saja perlu adaptasi dari saya dan dari teman-teman yang ingin dekat/mengenal saya dan negara saya lebih jauh. Yang lucu adalah, kadang saya merasa tidak lucu disaat teman-teman satu kelas tertawa, hal ini dikarenakan mungkin basic saya yang masih sedikit tentang Indonesia, sehingga menjadi kesulitan tersendiri bagi saya dengan kosa kata dan pengetahuan yang disampaikan di kelas,” tuturnya.

Menurutnya, pengalaman tak terlupakan adalah di saat praktik ke lapangan yang berminggu bahkan berbulan-bulan. Disana Ia bisa mengenal semuanya lebih dekat dan bisa mengerti kebiasaan serta sifat asli dari teman-temannya. 

“Dengan praktik ini saya mendapat kenalan bahkan keluarga baru bagi saya, serta saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman saya yang tulus ingin dekat dengan saya tanpa mengharapkan apa-apa, semoga kita sukses semua ke depannya Aamiinn,” ujarnya.

Selama menempuh pendidikan di IPB, Sisasman aktif sebagai asisten praktikum matakuliah Hidrologi, nggota Kelompok Studi Pemanfaatan Sumberdaya Hutan Profesi FMSC, anggota Association of IDB-sponsored Student in Indonesia (AISI) dan aktif di organisasi IDB- Bogor sebagai Komisi Administrasi dan Keuangan.

Setelah lulus, gadis yang dilahirkan di Ondong Snay Village, Ondong Snay Commune, Rolea Pa Ear Distric, Kompong Chhnang Province, Kamboja ini ingin kerja dan menikah di Kamboja. Selamat berkarya Ukhti, selamat menebarkan kedamaian Islam :)

Thursday, July 14, 2016

Pengalaman Pertama Masuk TV Lewat Laptop Si Unyil



Hari Selasa (12 Juli 2016) kemarin menjadi pengalaman pertama anak saya M. Rasyid Fatihurrahman  (kelas 3 SD Insan Kamil Bogor) masuk televisi nasional. Tepatnya dalam Program Laptop Si Unyil Trans 7 dengan Tema "Biji-Bijian Bermanfaat". Kali ini, Laptop Si Unyil mengangkat O'Shake karya mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB).

Rasyid dan dua teman ngajinya (Nabiel dan Widia, keduanya kelas 5 SD) dapat merasakan pengalaman syuting seharian di IPB bersama mahasiswa penemu O'Shake. Tantangan syuting kali ini adalah saat syuting berlangsung, anak-anak tersebut dalam kondisi puasa.

Yang perempuan sudah puasa full dan Rasyid baru puasa "mbedugh" alias puasa setengah hari. Alhamdulillah pengambilan gambar untuk aplikasi (minum O'Shake) bisa "diakali" oleh tim dari Trans 7.

Laptop Si Unyil sudah beberapa kali mengangkat inovasi dosen atau kreativitas mahasiswa IPB ke layar kaca. Salah satunya adalah "Oshake", minuman fungsional dari oncom dan tempe karya mahasiswa Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan IPA. Mereka adalah Meiliana Choiriyah, Rosy SAputri dan Apip Nurdin.

Inovasi ini berhasil menjadi Juara 1 dalam ajang Agri Festival 2016 di Universitas Hasanuddin Makasar. Mereka meraih juara di bidang National Business Plan COmpetition dengan tema "Aksikan Ide Bisnismu Menjadi Wirausaha Pertanian yang Kreatif melalui Inovasi Pangan Lokal"

Ide bisnis Mei berhasil mengalahkan tim lainnya dari ITB, Unhas, UB dan Unpad. Mei membawa ide berupa O'Shake, minuman oncom dengan paduan sari nanas. Dengan ide ini, Mei dan tim berharap dapat meningkatkan nilai jual oncom sebagai makanan tradisional khas Sunda dan dapat memberikan efek kesehatan dan anti-aging bagi konsumen.

Wednesday, June 22, 2016

Saksikan LIVE "IQROPOLLY" Karya Mahasiswa IPB Di Metro TV HARI INI


Minggu lalu, tiga mahasiswa IPB LIVE di Good News Today Metro TV dengan aplikasi ayosensor.in (baca reportasenya di sini), HARI INI...tepatnya 24 Juni 2016, mahasiswa IPB juga akan LIVE di program yang sama (pukul 13.30 WIB) dengan kreatifitas mereka yang menciptakan Iqropolly. Yang keren menurut saya adalah penggagas Iqropolly ini adalah mahasiswa penerima Bidikmisi. Keterbatasan ekonomi tidak menghalangi mereka untuk berprestasi, baik prestasi akademik maupun non akademik. Keren kannnn?

Lalu, apa itu Iqropolly? silahkan baca hasil repostase saya di bawah ini.

Iqropolly, Asyiknya Berdakwah Sambil Main

Papan Iqropolly
Lunturnya moral anak bangsa menjadi perbincangan hangat saat ini. Mulai dari tawuran, pacaran, hingga lunturnya sopan santun anak menjadi ancaman saat ini. Hal ini disebabkan jauhnya anak dari pendidikan agama islam.

Lima mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) menciptakan inovasi permainan modifikasi monopoli, yang mereka sebut Iqropolly. Mereka adalah Agung Suharyana, Muhamad Yusuf, Rosyid Amrullah, Novan Aji Imron, dan Rasi Tamadhika Fajar.

“Sangat miris melihat anak-anak yang dekat dengan permainan yang kurang mendidik, apalagi permainan tersebut jauh dari nilai keislaman”, tukas Agung selaku ketua tim.

Iqropolly merupakan media permainan yang memiliki muatan agama islam yang dipadukan dengan metode belajar yang asyik dan menyenangkan anak. Dengan bimbingan Lindawati Kartika SE, M.Si, staf pengajar di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, kelima mahasiswa tersebut berhasil menciptakan nuansa baru belajar agama islam dengan cara mendongeng, tebak kata, drama, hingga ke praktik.

Iqropolly karya mahasiswa IPB
“Iqropolly telah diaplikasikan di Kampung Adat Urug, kampung adat yang memiliki aktivitas kerohanian masih terbatas, karena tidak adanya remaja masjid. Sasaran program diaplikasikan kepada anak usia dini di perkampungan adat tersebut yang sebagian besar bersekolah di SDN 2 Kiara Pandak,” ujarnya.

Selaku Kepala SDN 2 Kiara Pandak, Apit Taufik Ridwan mengatakan Iqropolly sangat bagus untuk dikembangkan dalam dunia pendidikan, karena selain membantu anak-anak untuk berbudaya islami, juga mengajak masyarakat untuk saling mengenal ajaran islam secara benar.

Mendapatkan liputan dari berbagai media

Iqropolly menjadi salah satu Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat Tahun 2016 sekaligus menjadi 100 besar Finalis Grapic Gramedia 2016. Buku panduan permainan ini juga sudah disiapkan dan disesuaikan dengan bahasa anak.

Rencana ke depan, permainan iqropolly akan dikembangkan sehingga layak memiliki daya jual untuk komersialisasi. “Ke depan, iqropolly akan dijadikan usaha kreatif mahasiswa karena memiliki peluang yang menjanjikan,” tambah Lindawati.

So, ingin tahu lebih dalam tentang Iqropolly? Saksikan Good News Today Metro TV HARI INI 24 Juni 2016 pukul 13.30 WIB. Jangan sampai ketinggalan ya..

Wednesday, June 15, 2016

Video Rekaman Ayosensor.in LIVE di Good News Today Metro TV Hari Ini




Aplikasi Sensor Pornografi Karya Mahasiswa IPB

Bagi Anda yang menginginkan informasi lebih lengkap tentang karya tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) berupa aplikasi integrated porn autocensor bernama Ayosenseor.in, Anda bisa meninton video di atas. 

Aplikasi yang mereka ciptakan adalah aplikasi yang mampu menyensor gambar dan teks porno pada suatu website yang berbasis Google chrome extension, Opera extension, dan Mozilla Firefox add-on.

“Motivasi awal pembuatan aplikasi ini adalah karena kami ikut lomba pekan kreativitas mahasiswa dari Dikti. Dari sana kami mencoba mencari masalah apa yang bisa kami selesaikan dengan bidang keilmuan kami, ilmu komputer,” ujar Ilham Satyabudi, mahasiswa semester akhir di Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan IPA IPB.

Setelah mencari data dan informasi, mereka melihat permasalahan yang sangat genting di Indonesia, yaitu pornografi. Dari riset yang mereka llakukan, 48 dari 85 juta pengguna internet di Indonesia sudah menonton film porno. Dampaknya pun sudah mulai biasa dirasakan. Dari kasus yuyun sampai pemerkosaan yang disertai pembunuhan dengan gagang cangkul. Data dari komnas PA pun menunjukkan 62.7 pelajar SMP sudah tidak perawan lagi.

Akhirnya dengan bantuan Yuandi Trisaputra dan Gusti Bimo Marlawanto, Ilham membuat aplikasi Ayosensor.in. Aplikasi ini berupa plugin browser yang harus diinstall terlebih dahulu pada browser. Aplikasi integrated porn autocensor dapat diunduh melalui chrome store ataupun  mozilla add-ons. Dan yang penting aplikasi ini gratis
“Aplikasi ini bekerja dengan menyaring citra dan teks yang terkandung dalam suatu website, kemudian seluruh konten website akan di klasifikasikan oleh sistem ini sebagai porno atau tidak porno. Jika porno maka secara otomatis sistem ini akan menyensor konten tersebut. Aplikasi ini bisa menyensor konten porno yang menggunakan bahasa Inggris, Indonesia dan Jawa, terangnya.

Ayosensor.in diluncurkan minggu lalu, tepatnya tanggal 5 Juni 2016. Dalam waktu 5 jam hampir semua mahasiswa IPB sudah mengetahui aplikasi Ayosensor.in.

Friday, June 10, 2016

Ayosensor.in Integrated Porn Autosencor Karya Tiga Mahasiswa Berprestasi IPB

Tiga mahasiswa IPB Ciptakan Ayosensor.in
Tiga Mahasiswa Pencipta Ayosensor.in
Tiga mahasiswa berprestasi Institut Pertanian Bogor (IPB) Minggu (5/6) kemarin meluncurkan Ayosensor.in, aplikasi penyensor konten porno di website yang berbasis yang berbasis Google chrome extension, Opera extension, dan Mozilla Firefox add-on.

Lima hari setelah diluncurkan, aplikasi ini sudah didownload 1024. Ini akibat boradcast (bc) yang tersebar dengan cepat di gorup-group whatsapp (bc yang tersebar bisa dibaca di bawah).



Assalamu'alaykum.
Kasus yuyun, kasus pemerkosaan yg disertai pembunuhan, serta banyakny generasi muda yg menonton situs porno, adalah latar belakang kami membuat aplikasi integrated porn autocensor (IPA).
Aplikasi IPA berbasis Google extension dan Mozilla Firefox add-on. Kawan-kawan dapat mengunduh secara gratis melalui chrome store atau Mozilla add-ons.
Atau melalui link berikut :
s.id/3ip (Mozilla)
s.id/3iq (Chrome)
Pada saat extension atau add-ons IPA dinyalakan, maka gambar dan teks porno di suatu website akan secara otomatis disensor.
Integrated Porn Autocensor merupakan hasil dari kerja Tim PKM Ilmu Komputer IPB yg beranggotakan Ilham Satyabudi, Yuandri Trisaputra dan Gusti Bimo Marlawanto.
Mohon dapat disebarkan ke teman dan keluarga, sehingga orang-orang yg kita sayangi dapat terlindung dari bahaya situs porno.

Ketiga mahasiswa tersebut adalah Gusti Bimo Marlawanto, Juara 1 pentas Gemastik 8 bidang keamanan informasi dan jaringan tahun 2015 bersama tim CSI IPB. Ilham Satyabudi, Juara 1 lomba essay Indonesia science summit. Dan Yuandi Trisaputra, mendapatkan medali perak pada Gemastik 8 tahun 2015 bidang data mining dan Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah pada Mathematic Computation Competition di UIN Jakarta. 

“Motivasi awal pembuatan aplikasi ini adalah karena kami ikut lomba pekan kreativitas mahasiswa dari Dikti. Dari sana kami mencoba mencari masalah apa yang bisa kami selesaikan dengan bidang keilmuan kami, ilmu komputer,” ujar Ilham Satyabudi, mahasiswa semester akhir di Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan IPA IPB.

Setelah mencari data dan informasi, mereka melihat permasalahan yang sangat genting di Indonesia, yaitu pornografi. Dari riset yang mereka lakukan, 48 dari 85 juta pengguna internet di Indonesia sudah menonton film porno. Dampaknya pun sudah mulai biasa dirasakan. Dari kasus yuyun sampai pemerkosaan yang disertai pembunuhan dengan gagang cangkul. Data dari komnas PA pun menunjukkan 62.7 pelajar SMP sudah tidak perawan lagi.

Terciptalah aplikasi Ayosensor.in. Aplikasi ini berupa plugin browser yang harus diinstall terlebih dahulu pada browser. Aplikasi Integrated Porn Autocensor (IPA) dapat diunduh melalui chrome store ataupun mozilla add-ons. Dan yang penting aplikasi ini gratis

“Aplikasi ini bekerja dengan menyaring citra dan teks yang terkandung dalam suatu website, kemudian seluruh konten website akan di klasifikasikan oleh sistem ini sebagai porno atau tidak porno. Jika porno maka secara otomatis sistem ini akan menyensor konten tersebut. Aplikasi ini bisa menyensor konten porno yang menggunakan bahasa gaul, bahasa Inggris, Indonesia dan Jawa, terangnya.

Sementara untuk browser smartphone, saat ini hanya terbatas untuk aplikasi browser mobile firefox saja, karena aplikasi google chrome dan opera untuk smartphone saat ini belum memiliki fitur untuk memasang extension/plugin. Rencana pengembangan selanjutnya adalah memperbaiki sistem ini supaya bisa menyensor konten video dan proses penyensorannya dapat bekerja dengan cepat dan akurat.

Perhatian dari Media

Temuan ini berhasil menarik perhatian dari media cetak, online maupun elektronik. Rabu (8/6), Humas IPB mempertemukan mereka dengan beberapa media yang tertarik meliput inovasi ini. Hasilnya :

Poskotanews : http://poskotanews.com/2016/06/09/tiga-mahasiswa-ipb-ciptakan-aplikasi-autosensor-antipornografi/

Republika :

http://www.republika.co.id/berita/koran/inovasi/16/06/09/o8hvk613-aplikasi-penyensor-pornografi
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/16/06/08/o8g8jb284-mahasiswa-ipb-kembangkan-aplikasi-penyensor-konten-porno
http://trendtek.republika.co.id/berita/trendtek/aplikasi/16/06/08/o8ft8f368-mahasiswa-ipb-buat-aplikasi-sensor-porno

Tribunnews : http://www.tribunnews.com/regional/2016/06/08/aplikasi-mahasiswa-ipb-mampu-sensor-situs-porno-baik-gambar-dan-teks

Pikiran-Rakyat : http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2016/06/08/ayosensorin-alat-sensor-konten-porno-karya-mahasiswa-ipb-371251

Wartakota : http://wartakota.tribunnews.com/2016/06/08/begini-cara-menyensor-aplikasi-porno-di-komputer-anda

Rimanews : http://teknologi.rimanews.com/software/read/20160608/285579/Mahasiswa-IPB-Ciptakan-Aplikasi-Anti-Pornografi

Portal CBN : http://cybertech.cbn.net.id/cbprtl/cybertech/detail.aspx?x=Tech+Info&y=cybertech%7C0%7C0%7C2%7C21722

Liputan6.news : http://tekno.liputan6.com/read/2526598/mahasiswa-ipb-rancang-aplikasi-sensor-konten-porno

Metrotvnews : http://news.metrotvnews.com/metro/4KZXzYEb-mahasiswa-ipb-ciptakan-aplikasi-tangkal-situs-porno

Majalahkartini : https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-8#q=sensor%20mahasiswa%20ipb

Antaranews : http://megapolitan.antaranews.com/berita/22083/mahasiswa-ipb-kembangkan-aplikasi-penyensor-konten-porno

Edupost.i : http://edupost.id/kabar-kampus/mahasiswa-ipb-kembangkan-aplikasi-sensor-pornografi/

Kabar terbaru, Ilham dkk akan hadir dalam acara dialog di TVRI di Studio 6 Sabtu besok (11/6). Ayo sebarkan,agar keluarga dan teman kita terhindar dari bahaya pornografi.