Monday, October 3, 2016

Dukung Swasembada Protein, FPIK IPB Panen 3 Ton Ikan Nila


Dekan FPIK IPB, Dr.Ir. Luki Adrianto, M.Sc diantara awak media 
Gerimis hujan tidak menyurutkan awak media yang meliput panen ikan nila di Institut Pertanian Bogor (IPB), Kamis 29/9. Pada panen kali ini, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB berhasil mengangkat 3 ton ikan nila dari dua kolam. Benih yang ditebar per kolam sekitar 5000 ekor. Dalam waktu tiga bulan, berat ikan per ekornya bisa mencapai 500 gram.

Kegiatan ini merupakan salah satu kontribusi IPB dalam pencapaian swasembada protein hewani tahun 2025 yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Sebagai bentuk dukungan terhadap program tersebut, FPIK IPB mengembangkan strategi Sustainable Adaptive Fisheries Production, dimana salah satunya mengembangkan produksi budidaya perairan yang lestari dan bertangggung jawab. 
Benih Ikan Nila Merah di Kolam Percobaan IPB Darmaga
Benih Ikan Nila Merah di Kolam Percobaan Kampus IPB Darmaga

Paling tidak, ada tiga hal strategis terkait sustainable aquaculture, yaitu: inovasi di bidang teknologi benih ikan, vaksin dan pakan ikan; sistem dan teknologi budidaya yang efisien serta berkelanjutan. Informasi lengkap tentang kegiatan panen ikan ini bisa dibaca DISINI. Atau bisa Anda saksikan di MGS Televisi berjudul IPB Panen Ikan Hasil Rekayasa Genetik.

Terkait budidaya ikan air tawar, saya ada beberapa artikel yang menarik untuk dibaca sebagai tambahan informasi. 

Pertama, IPB telah menghasilkan benih unggul ikan ekonomis penting misalnya Benih Ikan IPB-C1 dan IPB-C2. Informasi lengkap tentang kedua jenis ikan ini belum ada (penulis akan berusaha untuk mencarikan info lengkapnya). 

Selain itu, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi memperkenalkan komoditas unggul baru bernama Ikan Mas Mantap (Majalaya Tahan Penyakit) hasil pemuliaan peneliti IPB, Dr. Alimudin Alsani. Pelepasan komoditas unggul ini telah ditetapkan pada tanggal 16 April 2015 yang lalu melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 24/Kepmen-KP/2015 Tentang Pelepasan Ikan Mas Mantap.

Ikan Mas Mantap IPB
Ikan Mas Mantap
Beberapa keunggulan dari Ikan Mas hasil pemuliaan ini antara lain adalah daya tahan yang tinggi terhadap serangan virus KHV dan bakteri Aeromonas Hydrophyla, serta pertumbuhan yang lebih cepat. 

Kedua, upaya lainnya adalah menciptakan hormon pemacu pertumbuhan ikan. Fishgrow Stimulant (FGS) atau hormon pertumbuhan ikan hasil inovasi Dr. Alimudin Alsani ini bisa meningkatkan laju pertumbuhan ikan hingga 2-3 kali lipat. Informasi lengkapnya bisa di baca DISINI.

Ketiga, melakukan maskulinisasi Ikan Nila. Laju pertumbuhan Ikan Nila jantan lebih cepat dibandingkan dengan ikan betina. Selisih biomass ikan pada waktu panen yang disebabkan fenomena pemijahan liar bisa mencapai 30-50 persen. Untuk itu, dilakukan budidaya ikan nila monoseks (tunggal kelamin) jantan. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperoleh pertumbuhan yang lebih besar, mengendalikan pemijahan liar dan mendapatkan penampilan yang lebih baik. Informasi lengkapnya bisa dibaca DISINI.

Dan yang terakhir adalah inovasi berupa metode sederhana untuk memilih ikan mas tahan infeksi KHV melalui marka molekuler. Kelebihan lain inovasi ini adalah kemudahan untuk diaplikasikan oleh laboratorium yang memiliki fasilitas PCR dan elektroforesis DNA. Dengan demikian, pembenih ikan mas dapat memilih calon induk ikan yang tahan infeksi KHV untuk dipelihara, dan biaya untuk memproduksi induk bisa diminimalkan. Informasi lengkapnya bisa dibaca DISINI.

Semoga beberapa informasi diatas dapat menambah wawasan pembaca setia blog ini. Salam.

Keterangan : Foto diambil dari akun facebook Dr. Alimudin

No comments:

Post a Comment